r e c o m m e n d a t i o n | Makna menarik diri dari rekapitulasi suara Pilpres 2014

mik.topi

Jika direkonstruksi dalam abstraksi sosial, maka manuver dadakan menarik diri dari proses finalisasi rekapitulasi suara, bisa kiranya dimaknai sang aktor pelaku tengah mengaplikasi pendekatan teori konflik, yang dalam perspektif psikososial bisa berdampak menstimulan pergeseran posisi maupun peran individu dan atau kelompok yang terlibat dalam pilpres menjadi berbeda dari apa yang tengah terpampang sekarang.
Memang penerapan teori konflik di dunia politik cukup banyak mendulang sukses untuk meraih kemenangan sehingga amat diminati para politisi belahan Timur & Barat; dengan catatan terpenuhinya asumsi bagi operasionalisasinya yakni: secara empirikal terdapat tidak lebih dari 2 poros (region) saja yang tengah berhadapan diametral.
Namun uniknya, usai pilpres tanpa terduga, secara alami terbentuklah 3 poros (region) politik bercorak segitiga sistemik: Prabowo-SBY-Jokowi di kancah politik anak bangsa.
Dalam seting sosial dan warna zaman seperti ini, maka aplikasi teori konflik diprediksi hanya akan mengintervensi ruang kosong berdampak hampa respon dan justru berpotensi mengkonstruksi energi balik menjadi bumerang pribadi ataupun kolektif yang bisa melumpuhkan aktor maupun poros (region) pemrakarsanya sendiri!
Salam psikologi…
 

r e c o m m e n d a t i o n | Kebahagiaan bersama lebih diutamakan

mik rumah

22 Juli nanti akankah ada kebahagiaan?

Teringat ALBERT CAMUS, dalam SAMPAR: … “tetapi kita bisa merasa malu karena bahagia sendirian, di saat orang-orang lain tidak turut merasakannya!” (Yayasan Obor Indonesia, 2006, alih bahasa NH. Dini)

Semoga sang pemenang tetap rendah hati agar semua orang merengkuh kebahagiaan bersama.

Salam psikologi…

r e c o m m e n d a t i o n | Dinamika psikososial usai pilpres 2014

mik dukomsel

Pilpres 2014 melahirkan 3 region politik berimbang antara Vektor 1 (Prabowo) dan Vektor 2 (Jokowi) dengan Resultante (SBY) selaku penyeimbang.